Sekarang ini, di kampung Tugu, masih berdiri tegak Gereja Tua bergaya Eropa dengan lonceng besar di sampingnya. Gereja ini adalah salah satu gereja tertua di Jakarta. Ia selesai dibangun pada tahun 1747 dan diresmikan setahun setelahnya.Bahasa Kreol Portugis yang Punah
Di Kampung Tugu, orang-orang keturunan Portugis beranak-pinak dan melestarikan kebudayaannya. Hingga pertengahan abad ke-20, mereka masih berbicara dalam bahasa Kreol Portugis. Bahasa ini adalah bahasa campuran kontak antara bahasa Portugis dan bahasa di sekitarnya. Sayangnya, bahasa tersebut kini sudah dinyatakan punah. Beberapa kata seperti gatu (kucing), kumi (makan), dan doidu (gila) masih terdengar dalam nyanyian keroncong orang Tugu.Menurut Arif Budiman, pengajar dan peneliti bahasa Portugis dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), selama hampir tiga setengah abad, bahasa Kreol Portugis bertahan sebagai bahasa ibu dan bahasa antarwarga di Kampung Tugu. Namun, pewarisannya terputus dan bahasa ini kemudian punah. “Meski sudah dinyatakan punah, bahasa Kreol Portugis tetap berfungsi untuk mempertahankan budaya dan identitas masyarakatnya”, ujar Arif. Sekarang orang Tugu masih mendendangkan lagu-lagu keroncong peninggalan leluhur mereka yang liriknya masih dalam bahasa Kreol Portugis.
Musik Keroncong Tugu
Musik Keroncong adalah bagian yang sangat penting dalam keseharian orang Tugu. Walaupun bahasa Kreol Portugis sudah punah dan tidak lagi menjadi alat komunikasi, namun kata-katanya masih dapat kita temukan dalam beberapa syair lagu Keroncong yang masih dibawakan oleh generasi muda Tugu hingga hari ini.Pada masa Kolonial, di Batavia, Keroncong acap kali dihubungkan dengan Mardijkers. Musik ini dilabeli sebagai musik Portugis oleh kaum kolonial Batavia. Seiring berjalannya waktu, Keroncong menjadi populer ke seluruh penjuru nusantara.
Tradisi mandi-mandi
Salah satu kebudayaan masyarakat Tugu yang masih bertahan adalah mandi-mandi. Tradisi mandi-mandi dilakukan satu minggu setelah tahun baru, dalam rangka membersihkan diri. Acara mandi-mandi juga diramaikan dengan iringan musik Keroncong dan tari. Yang unik, semua peserta wajib mencoreng muka dengan bedak cair dingin. Tradisi mandi-mandi masih diadakan oleh Ikatan Kekerabatan Masyarakat Tugu (IKBT). Mereka terkadang juga mengundang tamu dari luar komunitas untuk ikut serta dalam ritual ini. Memasuki abad ke-21, Kampung Tugu seakan terkurung di wilayah industri yang dikelilingi oleh kontainer raksasa. Daerah ini tampak begitu terpencil dari hiruk pikuk gemerlap Jakarta. Padahal bila digarap dan dipromosikan dengan baik, potensi yang dimiliki oleh Kampung Tugu bisa dijadikan tujuan wisata sejarah yang layak diperhitungkan
Pingback: Homepage